FORMAT (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENDALAM DAN CONTOH RPP DEEP LEARNING

Table of Contents



berikut ini format atau panduan untuk menyusun rencana pembelajaran yang berorientasi pada "Pembelajaran Mendalam" (Deep Learning). Berbeda dengan RPP atau modul ajar konvensional yang mungkin lebih menekankan pada cakupan materi dan aktivitas permukaan, format ini secara eksplisit mengarahkan penyusun untuk fokus pada bagaimana peserta didik mencapai pemahaman konseptual, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan menerapkan pengetahuan secara bermakna.

Berikut adalah poin-poin kunci yang perlu diperhatikan secara mendalam saat menyusun RPP/modul ajar berdasarkan format ini:

I. Identifikasi Awal yang Komprehensif (Pra-Perencanaan):

Bagian ini menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang konteks pembelajaran sebelum merancang aktivitas.

  1. Peserta Didik:

    • Fokus: Mengidentifikasi kesiapan peserta didik sebelum belajar. Ini krusial untuk memastikan pembelajaran relevan dan sesuai dengan tingkat mereka.
    • Detail yang Perlu Diperhatikan:
      • Pengetahuan Awal (Prior Knowledge): Apa yang sudah diketahui siswa tentang topik ini? Ini membantu guru membangun jembatan antara yang sudah diketahui dan yang baru.
      • Minat (Interests): Apa yang menarik bagi siswa? Mengaitkan materi dengan minat dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan.
      • Latar Belakang (Background): Kondisi sosial, ekonomi, budaya siswa dapat memengaruhi cara mereka belajar.
      • Kebutuhan Belajar (Learning Needs): Apakah ada siswa dengan kebutuhan khusus (misalnya, kesulitan belajar, percepatan, dll.)? Bagaimana pembelajaran akan diadaptasi untuk mengakomodasi ini (diferensiasi)?
      • Aspek Lainnya: Gaya belajar, kecerdasan majemuk, atau bahkan kondisi emosional siswa.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Pemahaman ini memungkinkan guru merancang pengalaman belajar yang personal dan bermakna, yang menjadi kunci pembelajaran mendalam. Jika siswa tidak siap atau tidak termotivasi, pemahaman mendalam sulit tercapai.
  2. Materi Pelajaran:

    • Fokus: Menganalisis esensi materi, bukan hanya daftar topik.
    • Detail yang Perlu Diperhatikan:
      • Jenis Pengetahuan: Apakah itu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif? Setiap jenis memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda untuk mencapai kedalaman.
      • Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Bagaimana materi ini terhubung dengan pengalaman siswa atau dunia di sekitar mereka? Keterkaitan ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan memicu pemahaman mendalam.
      • Tingkat Kesulitan: Seberapa kompleks materi ini? Apakah ada prasyarat yang harus dikuasai?
      • Struktur Materi: Bagaimana konsep-konsep saling berhubungan? Mengidentifikasi hierarki dan jaringan konsep membantu merancang urutan pembelajaran yang logis.
      • Integrasi Nilai dan Karakter: Bagaimana materi ini dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan mengembangkan karakter siswa? Pembelajaran mendalam tidak hanya tentang kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Analisis materi yang mendalam membantu guru menentukan strategi terbaik untuk memfasilitasi pemahaman konseptual dan berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar transfer informasi.
  3. Dimensi Profil Lulusan (DPL):

    • Fokus: Secara eksplisit memilih dimensi-dimensi profil lulusan yang akan dicapai. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang mata pelajaran, tetapi juga pengembangan kompetensi holistik.
    • Contoh DPL yang Disebutkan:
      • DPL1: Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
      • DPL2: Kreativitas
      • DPL3: Penalaran Kritis
      • DPL4: Kemandirian
      • DPL5: Kolaborasi
      • DPL6: Kewargaan
      • DPL7: Kesehatan
      • DPL8: Komunikasi
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Mengintegrasikan DPL memastikan bahwa pembelajaran dirancang untuk mengembangkan tidak hanya kognisi, tetapi juga karakter dan keterampilan sosial-emosional, yang esensial untuk pendidikan bermutu.
  4. Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP):

    • Fokus: CP sesuai fase, TP yang spesifik dan terukur.
    • Detail yang Perlu Diperhatikan dalam TP:
      • Subjek Belajar: Siapa yang belajar (peserta didik).
      • Pengetahuan, Keterampilan, Sikap: Kata kerja operasional yang terukur (misalnya, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, mengkomunikasikan – bukan hanya memahami). Ini mendorong fokus pada performa yang mendalam.
      • Kondisi/Kontek: Dalam kondisi apa kompetensi didemonstrasikan (misalnya, "melalui studi kasus", "dengan menggunakan data nyata").
      • Tingkat Pencapaian/Indikator Keberhasilan: Kriteria untuk menilai apakah tujuan tercapai.
      • Untuk Banyak Pertemuan: Jika tujuan pembelajaran memerlukan lebih dari satu pertemuan, harus dituliskan tujuan untuk setiap pertemuannya.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: TP yang dirumuskan dengan baik, menggunakan kata kerja operasional yang menunjukkan berpikir tingkat tinggi, akan memandu perancangan aktivitas yang mendukung pembelajaran mendalam.
  5. Lintas Disiplin Ilmu:

    • Fokus: Mengidentifikasi disiplin ilmu/mata pelajaran yang relevan.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Mendorong pembelajaran interdisipliner atau transdisipliner, yang membantu siswa melihat koneksi antar konsep dan menerapkan pengetahuan dari berbagai bidang, esensial untuk pemahaman yang komprehensif.
  6. Topik Pembelajaran:

    • Fokus: Menuliskan topik yang relevan dengan capaian dan tujuan. Ini adalah "apa" yang akan diajarkan.

II. Struktur Pengalaman Belajar (Proses Pembelajaran):

Bagian ini adalah inti dari RPP/modul ajar pembelajaran mendalam, dengan penekanan pada prinsip-prinsip pedagogis yang mendukung kedalaman.

  1. Pengalaman Belajar:

    • Kunci: Bukan sekadar daftar aktivitas, tetapi prinsip pembelajaran yang mendasarinya (misal: berkesadaran, bermakna, menggembirakan).
    • Tahap-Tahap Kunci Pembelajaran Mendalam:
      • Memahami: Pada tahap ini, fokus pada aktivitas yang membantu siswa membangun pemahaman konseptual. Pertimbangkan bagaimana siswa akan membangun pengetahuannya, bukan hanya menerimanya.
        • Contoh prinsip: Berkesadaran (siswa tahu mengapa mereka belajar ini), Bermakna (relevan dengan pengalaman mereka).
        • Contoh aktivitas: Diskusi mendalam, analisis kasus, elaborasi konsep, pemetaan konsep.
      • Mengaplikasi: Aktivitas yang memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda. Ini menguji pemahaman dan transferabilitas.
        • Contoh prinsip: Menggembirakan (melalui proyek, simulasi, atau tantangan).
        • Contoh aktivitas: Pemecahan masalah dunia nyata, proyek kolaboratif, studi lapangan, pembuatan produk.
      • Merefleksi: Tahap krusial untuk pembelajaran mendalam. Siswa diajak memikirkan kembali apa yang telah mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, dan apa artinya bagi mereka.
        • Contoh prinsip: Berkesadaran (tentang proses belajarnya), Bermakna (internalisasi pembelajaran).
        • Contoh aktivitas: Jurnal reflektif, diskusi metakognitif, presentasi hasil belajar dengan penjelasan proses, umpan balik sebaya.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Urutan "Memahami - Mengaplikasi - Merefleksi" adalah siklus pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk tidak hanya menguasai konten tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir metakognitif dan transfer pengetahuan.
  2. Penutup:

    • Fokus: Bukan hanya merangkum, tetapi memberikan umpan balik konstruktif, menyimpulkan, dan melibatkan siswa dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya.
    • Detail yang Perlu Diperhatikan:
      • Umpan Balik Konstruktif: Memberikan masukan yang spesifik dan membantu siswa memahami kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
      • Penyimpulan: Guru dan siswa bersama-sama merangkum poin-poin penting.
      • Keterlibatan Siswa dalam Perencanaan Selanjutnya: Mendorong otonomi siswa dan kepemilikan atas pembelajaran mereka, sejalan dengan prinsip pembelajaran mendalam.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Penutup yang efektif memperkuat pemahaman, memupuk kemandirian, dan mengarahkan siswa pada pembelajaran berkelanjutan.

III. Asesmen (Penilaian):

Asesmen dalam pembelajaran mendalam sangat berbeda dari penilaian tradisional yang mungkin hanya menguji ingatan. Format ini menekankan asesmen yang komprehensif.

  1. Pendekatan Asesmen:

    • Assessment as Learning (AaL): Siswa aktif terlibat dalam memonitor dan merefleksikan pembelajaran mereka sendiri (misal: self-assessment, peer-assessment, jurnal belajar).
    • Assessment for Learning (AfL): Asesmen yang digunakan untuk memandu dan meningkatkan pembelajaran siswa selama proses berlangsung (misal: umpan balik formatif, observasi, kuesioner singkat).
    • Assessment of Learning (AoL): Asesmen sumatif untuk mengukur pencapaian kompetensi setelah proses pembelajaran selesai (misal: proyek, portofolio, tes kinerja).
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Mengintegrasikan ketiga jenis asesmen ini memastikan bahwa penilaian tidak hanya tentang mengukur hasil, tetapi juga mendukung proses pembelajaran itu sendiri, mendorong metakognisi, dan memberikan informasi berharga untuk perbaikan.
  2. Metode/Cara Asesmen:

    • Asesmen pada Awal Pembelajaran (Diagnostik): Untuk mengidentifikasi pengetahuan awal, minat, dan kesiapan siswa. (Misal: pre-test singkat, kuesioner, diskusi kelas).
    • Asesmen pada Proses Pembelajaran (Formatif): Berkelanjutan selama proses.
      • Contoh: Observasi (interaksi, partisipasi), Penilaian Kinerja (presentasi, diskusi), Penilaian Proyek (tahapan proyek), Penilaian Produk (draft, prototipe), Portofolio (kumpulan karya), Peer Assessment, Self Assessment.
    • Asesmen pada Akhir Pembelajaran (Sumatif): Untuk mengukur pencapaian akhir.
      • Contoh: Tes tertulis (yang menguji pemahaman konseptual dan aplikasi, bukan hanya hafalan), Tes lisan (diskusi mendalam), Penilaian Proyek/Produk akhir.
    • Implikasi untuk Pembelajaran Mendalam: Penggunaan berbagai metode asesmen, terutama yang berorientasi pada kinerja dan refleksi, memungkinkan guru untuk benar-benar mengukur pemahaman mendalam, kemampuan aplikasi, dan pengembangan keterampilan abad ke-21, bukan sekadar daya ingat faktual.

Kesimpulan:

Menyusun RPP atau modul ajar untuk pembelajaran mendalam, berdasarkan format ini, adalah proses yang menuntut lebih dari sekadar mengisi kolom. Ini membutuhkan:

  • Pemahaman Mendalam tentang Siswa: Siapa mereka, apa yang mereka tahu, dan bagaimana mereka belajar.
  • Analisis Kritis Materi: Mengidentifikasi esensi, relevansi, dan struktur pengetahuan.
  • Perancangan Aktivitas yang Berpusat pada Siswa: Memungkinkan siswa untuk secara aktif membangun pemahaman, mengaplikasikan, dan merefleksikan.
  • Penilaian yang Komprehensif dan Berorientasi Proses: Mengukur tidak hanya "apa" yang diketahui siswa, tetapi "bagaimana" mereka memahami dan dapat menggunakan pengetahuan tersebut.
  • Integrasi Dimensi Profil Lulusan: Memastikan pengembangan kompetensi holistik.

Dengan memperhatikan hal-hal ini secara saksama, pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang benar-benar memfasilitasi "pembelajaran mendalam" dan, pada gilirannya, menghasilkan lulusan yang siap menghadapi kompleksitas dunia modern.

Download File Panduan RPP Deep Learning disini

Berikut ini contoh RPP Deep Learning Mata Pelajaran Seni Musik:

Post a Comment