Arah Baru Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) 2025/2026: Integrasi Kebijakan dan Pendekatan Pembelajaran Inovatif
Tahapan Penyusunan KSP 2025/2026
Proses
penyusunan KSP untuk periode 2025/2026 dirancang secara sistematis untuk
memastikan semua pembaruan terintegrasi dengan baik. Tahapan tersebut meliputi:
- Pembentukan Tim Pengembang
Kurikulum (TPK) yang didokumentasikan secara lengkap, mulai dari undangan
rapat, daftar hadir, notulen, hingga foto kegiatan.
- Penerbitan Surat Keputusan (SK)
resmi untuk TPK yang telah dibentuk.
- Pelaksanaan workshop
untuk meninjau dan merevisi KSP beserta seluruh komponennya. Kelengkapan
dokumen seperti undangan, daftar hadir, notulen, foto, dan draf KSP
menjadi bukti proses ini.
- Proses validasi dan pengecekan
oleh pengawas, di mana penanggalan setiap kegiatan harus disusun secara
kronologis.
- Penerbitan SK Pemberlakuan
Kurikulum oleh satuan pendidikan sebagai tahap akhir.
Unsur-Unsur Baru dalam KSP 2025/2026
Beberapa
kebijakan dan konsep baru menjadi landasan utama dalam revisi KSP kali ini.
Satuan pendidikan perlu memasukkan dan menyesuaikan dokumen KSP dengan hal-hal
berikut:
- Kurikulum Merdeka sebagai
Kurikulum Nasional: Penetapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum
yang berlaku secara nasional menjadi fondasi utama. Kebijakan ini
diperkuat dengan landasan yuridis baru, yaitu Permendikbudristek Nomor 12
Tahun 2024, yang harus dicantumkan pada bagian pendahuluan KSP. Bukti fisik
berupa printout peraturan tersebut dapat dilampirkan, atau tautan
unduhan dapat dimasukkan dalam daftar pustaka.
- Konsep "Sekolah yang Kita
Cita-citakan": Gagasan mengenai sekolah efektif dan unggul
perlu diintegrasikan ke dalam bab yang membahas pengorganisasian
pembelajaran. Hal ini mencakup program pembiasaan, kegiatan kokurikuler,
atau muatan lokal yang mendukung pencapaian visi sekolah yang
dicita-citakan.
- Pendekatan Deep Learning: Pendekatan pembelajaran
mendalam (deep learning) harus dimasukkan ke dalam bab yang memuat
perencanaan pembelajaran. Konsep ini menuntut perubahan dalam strategi
mengajar untuk mendorong pemahaman siswa yang lebih komprehensif.
- Penyesuaian Visi, Misi, dan
Tujuan:
Seiring dengan pelantikan kepala daerah yang baru, visi, misi, tujuan,
serta muatan lokal daerah perlu ditinjau dan disesuaikan kembali.
Penyesuaian pada Komponen Dokumen KSP
Implikasi
dari berbagai pembaruan tersebut menuntut adanya revisi pada beberapa bagian
spesifik dalam dokumen KSP:
- Kata Pengantar: Perlu disesuaikan untuk
mencerminkan adanya informasi dan kebijakan baru dari pemerintah terkait
"Sekolah yang Kita Cita-citakan" dan pendekatan deep learning.
- Landasan Yuridis: Wajib mencantumkan
Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 sebagai dasar hukum penerapan Kurikulum
Merdeka.
- Pengorganisasian dan
Perencanaan Pembelajaran: Bab ini harus secara eksplisit memuat
unsur-unsur dari "Sekolah yang Kita Cita-citakan" dan pendekatan
deep learning. Selain itu, Bahasa Inggris kini diposisikan sebagai
mata pelajaran utama.
- Daftar Pustaka: Disarankan untuk menyertakan
tautan ke drive satuan pendidikan yang berisi materi-materi relevan
seperti pendekatan deep learning, konsep "Sekolah yang Kita
Cita-citakan", dan kebijakan terkait lainnya.
DEEP LEARNING:
Sebuah
panduan komprehensif yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan
Menengah Republik Indonesia, "Pembelajaran Mendalam: Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua," hadir sebagai respons atas tantangan dan kebutuhan
pendidikan di era modern. Dokumen ini menguraikan sebuah pendekatan
pembelajaran inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
holistik di Indonesia.
Dokumen ini
diawali dengan paparan latar belakang yang kuat, menyoroti permasalahan mutu
pendidikan di Indonesia, seperti rendahnya tingkat literasi, numerasi, dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berdasarkan data PISA 2022. Disebutkan
bahwa 99% siswa di Indonesia hanya mampu menjawab soal pada level 1-3 (LOTS),
dan kurang dari 1% yang mampu mencapai level 4-6 (HOTS). Isu ini, ditambah
dengan tantangan masa depan yang tak terduga serta menyongsong Bonus Demografi
2035 dan Visi Indonesia 2045, menjadi alasan utama diperlukannya sebuah
transformasi dalam pendekatan pembelajaran.
Konsep Utama
Pembelajaran Mendalam
Inti dari
dokumen ini adalah pengenalan konsep "Pembelajaran Mendalam" (PM). Berbeda
dengan deep learning dalam konteks kecerdasan buatan, Pembelajaran
Mendalam di sini didefinisikan sebagai "pendekatan yang memuliakan dengan
menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah
rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu."
Pendekatan
ini berlandaskan pada tiga prinsip utama:
- Berkesadaran: Siswa menjadi pembelajar aktif
yang termotivasi secara intrinsik dan mampu meregulasi diri.
- Bermakna: Siswa merasakan relevansi
materi yang dipelajari dengan kehidupannya dan mampu mengaplikasikannya.
- Menggembirakan: Suasana belajar yang positif,
menantang, dan memotivasi, di mana siswa merasa dihargai.
Kerangka
Kerja yang Terstruktur
Salah satu
kekuatan utama dokumen ini adalah kerangka kerja Pembelajaran Mendalam yang
disajikan secara sistematis dan visual. Kerangka ini terdiri dari beberapa
komponen yang saling terkait:
- Dimensi Profil Lulusan: Menjadi tujuan akhir dari
proses pembelajaran, mencakup delapan dimensi yaitu: Keimanan dan
Ketakwaan terhadap Tuhan YME, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas,
Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, dan Komunikasi.
- Prinsip Pembelajaran: Tiga pilar utama yaitu
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
- Pengalaman Belajar: Proses yang dialami siswa,
meliputi tiga tahapan: Memahami, Mengaplikasi, dan Merefleksi. Tahapan ini
juga dipetakan dengan taksonomi pembelajaran seperti Taksonomi Bloom dan
SOLO untuk menunjukkan kedalaman kognitif yang ingin dicapai.
- Kerangka Pembelajaran: Empat elemen praktis sebagai
panduan desain pembelajaran, yaitu Praktik Pedagogis, Kemitraan
Pembelajaran, Lingkungan Pembelajaran, dan Pemanfaatan Digital.
Implementasi
Praktis di Ruang Kelas
Dokumen ini
tidak hanya berhenti pada tataran konsep. Bab implementasi memberikan panduan
yang jelas bagi para pendidik. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
asesmen. Disajikan pula contoh-contoh konkret penerapan Pembelajaran Mendalam
di berbagai mata pelajaran (Agama, Pendidikan Pancasila, Matematika, Bahasa,
IPA, dan Ilmu Sosial) serta di berbagai jenjang pendidikan, dari PAUD hingga
SMK/MAK dan Pendidikan Khusus.
Sebuah contoh detail mengenai proyek "Peran Manusia dalam Menjaga Ekosistem" di Sungai Ciliwung memberikan gambaran utuh bagaimana semua elemen kerangka kerja—mulai dari identifikasi profil lulusan, perancangan tujuan, pemilihan praktik pedagogis, hingga pelibatan mitra seperti Komunitas Peduli Ciliwung—diintegrasikan dalam sebuah pembelajaran yang bermakna dan aplikatif.
"Pembelajaran
Mendalam: Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua" adalah sebuah dokumen
visioner sekaligus praktis. Ini bukan sekadar kumpulan teori, melainkan sebuah
peta jalan yang jelas bagi ekosistem pendidikan di Indonesia untuk bergerak
menuju pembelajaran yang lebih humanis, relevan, dan memberdayakan. Dengan
menekankan pada pengembangan siswa secara utuh (olah pikir, hati, rasa, dan
raga), dokumen ini mengajak para pendidik untuk mentransformasi peran mereka
menjadi aktivator, kolaborator, dan pengembang budaya belajar. Dokumen ini
sangat direkomendasikan bagi para pembuat kebijakan, kepala sekolah, guru, dan
siapa saja yang peduli terhadap masa depan pendidikan Indonesia.
SEKOLAH YANG KITA CITA-CITAKAN:
Dokumen
"Sekolah yang Kita Cita-Citakan" yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Februari 2024 menyajikan
sebuah kerangka kerja yang inspiratif dan komprehensif untuk masa depan
pendidikan di Indonesia. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan dan aspirasi
bersama bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan—mulai dari kepala sekolah,
guru, orang tua, hingga pemerintah daerah—untuk bergerak bersama meningkatkan
mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Visi Murid
sebagai Pelajar Pancasila
Inti dari
sekolah yang dicita-citakan adalah terwujudnya murid yang memiliki kompetensi
dan karakter yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Dokumen ini menjabarkan
bahwa setiap murid berhak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan serangkaian
kompetensi fundamental, yang mencakup:
- Kemampuan literasi dan numerasi.
- Keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia.
- Nalar kritis dan kreativitas.
- Gotong royong, kebinekaan, dan
kemandirian.
Pengembangan
kompetensi dan karakter ini dirancang agar bersifat fleksibel dan
berkesinambungan, dimulai dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, serta
disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid dan konteks lingkungan sekolah.
Empat Pilar
Penopang Sekolah Ideal
Untuk
mencapai visi tersebut, dokumen ini menguraikan empat pilar utama yang saling
berhubungan dan menjadi fondasi bagi sekolah yang ideal:
- Pembelajaran yang Berpusat pada
Murid: Pilar
ini menekankan pentingnya proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan,
di mana pendidik mampu berinteraksi secara aktif dan empatik serta
memperhatikan kebutuhan belajar setiap murid. Ciri-cirinya meliputi
perencanaan kurikulum yang relevan dengan Kurikulum Merdeka, pelaksanaan
pembelajaran yang mendorong refleksi dan partisipasi aktif murid, serta
asesmen yang menghargai keragaman tanpa memberi label.
- Pendidik Reflektif, Gemar
Belajar, Berbagi, dan Berkolaborasi: Pendidik diposisikan sebagai pilar kunci yang
terus-menerus meningkatkan kualitas diri dan pengajaran. Sekolah yang
ideal memiliki guru yang rutin melakukan refleksi, aktif mencari sumber
belajar, memanfaatkan komunitas untuk berbagi pengetahuan, serta berani
berkreasi dan mencoba praktik baru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
- Iklim Sekolah yang Aman, Inklusif,
dan Merayakan Kebinekaan: Lingkungan belajar yang kondusif adalah
prasyarat mutlak. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dari intoleransi,
kekerasan, dan zat berbahaya. Selain itu, sekolah harus inklusif dengan
mengakomodasi beragam kebutuhan belajar murid dan menyediakan fasilitas
yang ramah bagi murid berkebutuhan khusus. Sikap positif terhadap
keberagaman juga harus dibangun melalui pembelajaran dan kebijakan yang
menghargai perbedaan agama, ras, gender, dan lainnya.
- Kepemimpinan untuk Perbaikan Layanan Berkelanjutan: Peran kepala sekolah sebagai pemimpin sangat krusial dalam memandu seluruh warga sekolah menuju perbaikan berkelanjutan. Kepemimpinan yang efektif mampu mengembangkan visi misi yang jelas, memimpin evaluasi kurikulum secara partisipatif, mendukung peningkatan kompetensi SDM, serta mengelola sumber daya sekolah secara transparan dan akuntabel.
"Sekolah
yang Kita Cita-Citakan" adalah sebuah dokumen yang jelas, mudah dipahami,
dan sarat dengan visi positif. Dengan visualisasi yang menarik dan bahasa yang
lugas, dokumen ini berhasil memetakan ekosistem sekolah ideal yang holistik. Alih-alih
menetapkan target yang kaku, dokumen ini menekankan pentingnya komitmen bersama
untuk terus bergerak maju sesuai dengan kemampuan dan titik awal masing-masing
sekolah.
Ini adalah
sebuah ajakan gotong-royong untuk memastikan setiap anak di Indonesia
mendapatkan pendidikan terbaik yang mereka butuhkan untuk masa kini dan masa
depan. Dokumen ini wajib dibaca oleh siapa saja yang terlibat dan peduli pada
dunia pendidikan, karena ia tidak hanya memberikan "apa" yang ingin
dicapai, tetapi juga "bagaimana" cara mencapainya melalui
langkah-langkah yang konkret dan memberdayakan.
Download File Disini:
Materi Sekolah yang Kita Cita-citakan
Post a Comment
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi