1. Teater Tradisional
Pertunjukan teater tradisi yang diadakan di pedesaan sering dianggap 
sebagai teater komunal karena sifatnya yang ditujukan untuk kepentingan 
masyarakat. Pemainnya adalah semua anggota masyarakat atau komunitas 
bersangkutan. Sifat pertunjukan ini improvisasi, tanpa koreografi yang pasti. 
Bentuk teater komunal dianggap juga sebagai teater primitif.
Pertunjukan teater rakyat banyak terdapat di lingkungan kelompok suku di 
daerah-daerah di Indonesia.Biasanya teater tradisi dipentaskan di daerah pedesaan. 
Suasana ketika pertunjukan berlangsung santai sehingga menumbuhkan suasana 
betah bagi penontonnya. Suasana semacam itu sampai sekarang masih ditemui 
dalam pertunjukan ketoprak, wayang kulit, wayang orang, ludruk, dan drama gong 
yang diselenggarakan di desa-desa, di luar gedung pertunjukan. Penonton teater daerah sering melakukan interaktif dengan pertunjukan. Mereka menonton dengan 
cara duduk melingkar di sekeliling panggung pertunjukan sehingga kebersamaan 
mereka dengan pertunjukan menjadi dekat dan kuat. Hal itu dapat terlihat, misalnya 
mereka dapat langsung mengomentari adegan yang sedang berlangsung; mereka 
bersuit-suit ketika pemain favorit mereka muncul; mereka bertepuk tangan ketika 
terjadi adegan perang, perkelahian, atau ketika ada tembang yang memesona 
perasaan mereka, seperti pertunjukan ketoprak,ludruk,lenong, wayang wong, 
mamanda, dan banyak lagi yang lainnya. 
a. Bentuk Teater Tradisional 
Teater tradisional adalah teater yang berkembang dikalangan rakyat, yaitu 
suatu bentuk seni pertunjukan yang bersumber dari tradisi masyarakat 
lingkungannya. Teater tradisional merupakan hasil kreativitas suatu suku bangsa. 
Teater tradisional bersumber dari karya sastra lama atau sastra lisan daerah yang 
berupa dongeng, hikayat, atau cerita-cerita daerah lainnya.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang 
tumbuh dan berkembang secara turun-tenurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai 
dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris 
(bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan 
maupun hiburan, misalnya untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara 
khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah, dan 
terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih 
maka dilaksanakan upacara panen. Saat peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang 
(kelahiran, khitanan, naik pangkat, status,kematian, dan lain-lain) juga selalu 
ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa 
tarian,nyanyian maupun cerita, dan dengan acara atau tata cara yang unik dan 
menarik.
b. Ciri-ciri Umum Teater Tradisional Menurut Jakob Soemardjo
- Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, 
mitologi, atau kehidupan sehari-hari.
- Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian.
- Unsur lawakan selalu muncul.
- Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan 
terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis.
- Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional. 
- Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam 
pertunjukan dengan berdialog langsung dengan pemain.
- Mempergunakan bahasa daerah.
- Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).  
c. Fungsi Teater Tradisional
Fungsi-fungsi penyelenggaraan kegiatan teater tradisional di tengah 
masyarakat pendukungnya. Di bawah ini disebutkan secara umum fungsi-fungsi 
teater tradisional (Soemardjo, 1997).
- Pemanggil kekuatan gaib.
- Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya 
pertunjukan.
- Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat. 
- Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan 
maupun kepahlawanannya. 
- Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup 
seseorang seperti keberhasilan menempati suatu kedudukan, jabatan 
kemasyarakatan, menjadi kepala suku atau adat. 
- Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Upacara 
kelahiran, kedewasaan, dan kematian.
- Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih menonjol di kalangan 
teater rakyat.
d. Konsep Teater Tradisional
Salah satu ciri teater tradisonal Indonesia pada umunya adalah tidak 
menggunakan naskah cerita yang lengkap. Cerita yang akan dimainkan hanya di 
tuturkan dan diceritakan oleh pimpinan rombongan secara garis besarnya saja dan pemain mengembangkannya secara improvisasi. Hal ini tentunya mempunyai 
kelebihan dan kekurang. Kelebihannya adalah memberikan keleluasaan bagi 
pemain untuk mengembangkan permainan sebebasnya sesuai dengan kemampuan 
improvisasinyanya dan menuntut pemain untuk hapal cerita di luar kepala. Namun, 
kelemahannya adalah cerita tidak terkontrol, baik waktu maupun batasan dialog 
tiap peran. Tanpa adanya naskah karya seni yang merupakan ekspresi dan ide 
seniman maka tidak dapat terdokumentasikan. Oleh karena itu, meskipun 
memainkan teater tradisional, sebaiknya menaskahkan ide-ide cerita yang 
dimainkan.
e. JenisTeater Tradisional Indonesia  
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh bentuk pertunjukan teater 
tradisional Indonesia. Selanjutnya, tugas kalian mencari lagi bentuk-bentuk 
pertunjukan teater tradisional yang lain.
a. Wayang Orang
Wayang orang adalah bentuk kesenian tradisional yang multimedia karena 
seni lain dengan berbagai medianya juga menjadi bagian dari pertunjukan tersebut. 
Contoh dari seni lain itu adalah seni sastra (naskah/cerita), musik 
(gamelan/tembang), drama (akting dan dialog), tari (gerakan/tarian), serta rupa (properti/busana/rias). Gamelan untuk pertunjukan ditabuh oleh nayaga dan 
tembang dinyanyikan oleh sinden. Lakon yang dibawakan sekitar kisah Mahabarata 
versi Jawa (Ringgit Purwa). 
  
b. KetoprakKetoprak mirip dengan wayang orang. Bedanya adalah lakon yang 
dibawakan merupakan cerita rakyat dan kisah kepahlawanan. Unsur dagelan 
atau humor masih ada, namun gerakan/tariannya lebih sederhana dan waktu 
petunjukannya lebih singkat.Untuk lebih jelasnya mengenai jenis teater ini, 
cermati video dibawah ini.
c. Ludruk
Ludruk berasal dari daerah Jawa Timur. Pertunjukan ini merupakan sejenis 
ketoprak yang semuanya pemainnya pria. Ludruk diawali dengan tarian yang 
ditarikan sambil bernyanyi dan disebut tari Ngremo.
d.  Lenong Betawi
Lenong adalah sandiwara berdialek Betawi. Permainan aktingnya bersifat 
improvisasi, bergaya lucu dan lugu, serta dengan nyanyian dan tarian yang diiringi 
musik gambang kromong. Cerita, lagu,tarian, dan lawakan menyatu menjadi 
kesatuan yang utuh dalam pertunjukan Lenong Betawi. Bahasa yang digunakan 
adalah bahasa Betawi.
Lenong adalah bentuk teater rakyat yang paling populer diwilayah Betawi. 
Teater ini sudah menggunakan unsur panggung, dekor dan properti yang berupa 
satu meja dan dua kursi. Lama pertunjukan dapat dilaksanakan sekitar 3 jam 
(20.00 – 23.00 WIB) atau semalam suntuk (20.00 – 04.30 WIB).
Ada dua jenis pertunjukan lenong berdasarkan bahasa dan materi cerita.
- Lenong Dines yaitu lenong yang mempergunakan dialog dalam bahasa 
Melayu tinggi dan cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita hikayat lama, 
latar belakang cerita berlangsung di istana-istana dengan tokoh- tokoh seperti 
Raja, Pangeran, Puteri Jin-jin, dan lain-lain.
- Lenong Preman yaitu lenong yang mempergunakan dialog bahasa Betawi 
sehari-hari juga cerita yang akrab dengan masalah kehidupan rakyat seperti 
kehidupan dilingkungan masyarakat kampung, rumah tangga, dan lain-lain. 
Unsur humor dan lawakan lenong jenis ini sangat dominan. 
e. Teater Dul Muluk
Teater Dulmuluk adalah teater tradisional yang berkembang di daerah 
Sumatra selatan dan sekitarnya. Bentuk dan ciri pementasan Dul Muluk selalu 
diiringi dengan musik yang khas seperti biola, gendang melayu, terompet, dan 
lain-lain. Permainan akting dilakukan dengan improvisasi. Materi pokok cerita 
diambil dari hikayat Abdul Muluk. Musik, tari, dan lawakan merupakan bagian 
yang menyatu dalam pertunjukan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa 
Melayu. Seluruh pemainnya laki-laki, peran wanitapun dimainkan oleh laki-laki.
f. Randai
Randai adalah salah satu teater tradisional yang berkembang di daerah 
Sumatra Barat. Bentuk pertunjukan Randai merupakan perpaduan gerakan 
tarian pola silat Minangkabau dan cerita yang bersumber dari tradisi Bakaba.  
Lagu gurindam dan penyampaian liris kaba diiringi alat musik rabab, salung, 
dan kecapi khas Sumatra Barat.
 
2. Teater Modern Indonesia 
Apa yang dimaksud teater Indonesia?TeaterIndonesia adalah teater yang 
“bertolak dari teater modern Barat, tetapi dalam perkembangannya semakin 
dipengaruhi dan memanfaatkan teater daerah/tradisional sebagai sumbernya” (Saini 
KM.,1998: 59). Modernisasi teater Indonesia sesungguhnya mencerminkan tiga 
jalur perkembangan. Jalur pertama adalah jalur pembaratan yang menggeser 
masyarakat Indonesia yang berwajah petani menjadi wajah keterpelajaran. Jalur 
kedua yaitu jalur nasionalisme di masa prakemerdekaan yang telah berjalan lebih 
dari setengah abad. Jalur ketiga, pada saat berakhirnya satu tatanan politik negara 
yang berakhir dengan sebuah peristiwa benturan besar yang dikenal sebagai 
gerakan G30S PKI.
Walaupun jarak waktu antara ketiga jalur ituagak jauh, tetapi ketiganya 
sekarang bertemu dan bergulat ikut mengisi pengertian baru kata ”Indonesia”. 
Bahkan saat ini teater Indonesia mengalami perkembangan dengan hadirnya 
peristiwa kebangsaan yang dikenal dengan era reformasi. Babakan baru atau jalur 
keempat ini menjadi penting karena makna keindonesiaan mulai dipertanyakan dan 
dihadapkan dengan multikulturalisme kedaerahan yang cenderung mengedepankan ketegangan antara Indonesia dan daerah dalam wacana pluralisme, individualisme, 
dan, demokratisasi. 
Kata ”Indonesia” tidak lagi berarti bukan lagi kota ataupun daerah, tetapi 
sebuah bentuk dan gaya baru yang unik dalam maknanya sendiri terhadap kepekaan 
yang disebut kepekaan Indonesia. Pada saat seniman berkomunikasi dengan ”orang 
Indonesia”, ia diharapkan mampu menyelesaikan masalah bahwa orang Indonesia 
kebanyakan bikultural, yaitu berbicara dalam kerangka budaya Indonesia dan 
daerah.
Teater modern adalah teater yang tumbuh di kota-kota besar. Teater ini 
umumnya merupakan persinggungan budaya setempat dengan budaya Barat. Salah 
satu contoh teater modern adalah sastra tulis (drama) yang berbentuk lakon. 
Penggarapannya mengikuti konsep dramaturgi Barat. Penontonnyapun umumnya 
dari golongan terpelajar(Wijaya, 2007:25).
Perkembangan drama modern (abad 19-20)dibeberapa negara melanjutkan 
kejayaan tradisi pementasan dan penulisan drama yang telah dimulai pada zaman 
Yunani Kuno. Gaya pementasan diwarnai gaya realisme sosial dan psikologis, 
ekspresionisme, simbolisme, dan absurd, dengan tokoh-tokohnya adalah Ibsen 
(Norwegia), Strinberg (Swedia), Bernard Shaw (Inggris) juga tokoh-tokoh dari 
Irlandia, Prancis, Jerman, Rusia, dan lain-lain. 
Kilasan Sejarah Teater Indonesia  
Sejarah perkembang teater modern Indonesia dalam perjalanannya diwarnai 
oleh berbagai gaya dan pengaruh sehingga memberi bentuk serta identitas teater 
Indonesia yang khas. Dibawah ini adalah lintasan sejarah naskah dan pementasan 
dari waktu ke waktu.
1. Sebelum abad ke-20
Pementasan tidak menggunakan naskah. Pementasan bersumber dari ceritacerita rakyat dan kisah-kisah turun-temurun yang disampaikan secara lisan. 
Drama-drama rakyat, istana, keagamaan dipentaskan di arena terbuka.
2. Permulaan abad ke-20 
Pementasan sudah dipengaruhi oleh drama Barat dan cara 
pemanggungannya (Staging)timbul bentuk-bentuk drama baru: komidi stambul, 
istana , bangsawan, tonil, opera, wayang orang , ketoprak, ludruk, dan lain-lainnya. Pementasan tidak menggunakan naskah, tetapi menggunakan pentas, 
panggung berbingkai (Proceniun).
3. Zaman Pujangga Baru
Muncul naskah drama asli yang dipakai pementasan amatir. 
Rombongan professional tidak menggunakannya.
4. Zaman Jepang 
Sensor sendenbu sangat keras, diharuskan menggunakan naskah. 
Rombongan profesional terpaksa belajar membaca untuk menaskahkan 
pementasannya.
5. Zaman Masa Kini 
Pada periode ini ditandai dengan gejala rombongan teater 
profesional membuang atau tanpa menggunakan kembali naskah. 
Sementara itu, organisasi teater amatir setia pada naskah bahkan naskah 
menjadi sesuatu yang wajib sebagai konsep pertujukan teater modern.
Fungsi Teater Menurut Putu Wijaya  
a. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan memposisikan seni teater sebagai rasa untuk menyenangkan 
yang didapat penonton maupun pelaku teater itu sendiri. Fungsi hiburan terdapat 
dalam berbagai pertunjukan teater yang bersifat ritual, tanggapan, barangan atau 
ngamen, dan pada pertunjukan yang mengharuskan penontonnya membayar tiket, 
seperti di tobong ataupun gedung pertunjukan.
b. Fungsi Ritual 
Upacara ritualdalam konteks kehidupan adat dan agama adalah termasuk 
proses teateral. Di dalamnya, kita menemukan tahapan-tahapan dan elemenelemen teateral yang berupa ruang dan waktu, lakuan/ gerakan, suara dan 
nyanyian, rasa dan jiwa, serta panggung/ tempat upacara. Elemen-elemen ini 
bersifat agung dan suci. Sifat kesucian inilah yang membuat setiap prosesi upacara 
memancarkan energi dan spirit yang kuat sehingga dapat dinikmati dan dihayati 
secara spiritual oleh masyarakat pengikutnya.
c. Fungsi Ekspresi (Kreatif) 
Teater adalah narasi dan sekaligus ekspresi. Sebagai narasi teater memuat 
cerita, informasi, mencatat peristiwa, dan merekam berbagai hal sehingga tak 
kurang sebagai saksi (baca:dokumen) zaman. Namun sebagai ekspresi, teater 
mencatat opini, jalan pikiran, serta kehendak dari orang-orang pada suatu masa 
tertentu.
d. Fungsi Ekonomi  
Perbedaan terpenting dalam proses produksi teater Barat dan Timur adalah 
bahwa di Timur, umumnya di negara-negara berkembang, teater adalah process 
oriented. Sedangkan di Barat, proses produksi teater adalah product priented. 
Process oriented berarti bahwa proses sangat penting. Apa yang akan dihasilkan 
sangat tergantung pada seluruh peristiwa pembuatannya. Hasilnya belum nampak 
sebelum selesai. Bahkan sering tidak diketahui atau berbeda dengan apa yang 
terbayang pada awalnya. Hal itu terjadi karena teater masih lekat dengan prosesi 
dan ekspresi. Teater belum menjadi komoditi yang dinilai dengan uang. 
Sementara product oriented sangat mementingkan hasil akhir. Teater tidak akan 
diproses sebelum jelas hasil apa yang diinginkan. Hal tersebut karena 
menyangkut biaya dan kemurnian tujuan yang hendak dicapai. Baru kalau 
diketahui dengan jelas apa yang mau dihasilkan teater akan diproses. Kehidupan 
teater seperti ini sangat erat berhubungan dengan aspek ekonomi. Setiap produksi 
teater akan selalu merujuk pada kebutuhan biaya(Wijaya, 2007:172-181).
Jenis Teater Modern  
Pemanggungan teater modernteraktualisasi dalam berbagai genre atau jenis 
pertunjukan. Genre yang biasa ditampilkan berupa pementasan drama atau teater 
modern dengan mengusung naskah atau konsep ceritakemudian dimainkan oleh 
sekelompok orang diatas panggung sekitar satu sampai dua jam pertunjukan, 
bahkan ada yang lebih dari itu. Keterampilan memainkan peran dan karakter tokoh 
menjadi prioritas utama dengan didukung oleh sentuhan artistik pada berbagai 
aspekseperti panggung, kostum, rias, setting, lighting, dan sebagainya. Tentu saja 
pesan moral cerita yang dibawakan harus sampai pada penontonnya.
Selain drama atau teater dengan durasi pertunjukan yang lama ada juga 
beberapa jenis pertunjukan teater dengan konsep pertunjukan yang lebih sederhana, 
seperti Pragme, drama pendek, pantomim, monolog atau teater tubuh. Berikut ini 
akan dikupas genre pantomim dan monolog. 
Pantomim 
Kita sudah lama mengenal pertunjukan pantomim. Pantomim adalah salah 
satu seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan pada gerak-gerik 
tubuh dan ekspresi wajah. Pantomim dalam bahasa Latinpantomimus, artinya 
meniru segala sesuatu, merupakan suatu pertunjukan teater yang menggunakan 
tubuh, dalam bentuk ekspresiwajah atau gerak tubuh, sebagai dialog.Pantomim 
adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan 
ekspresi wajah dan biasanya diiringi musik.
Di Indonesia kita ada beberapa aktor pantomim yang terkenal dan konsisten 
menggeluti seni pantomim diantaranya Septian Dwicahyo dari Jakarta dan Jemek 
Suparyadi dari Yogya. Sementara itu, bicara mengenai pantomim dunia tidak bisa 
lepas dari satu nama, yaitu Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889-
1977). Chaplin tokoh pantomim yang terkenal dari Amerika yang mempopulerkan 
pantomim lewat film bisunya. Dengan gerak-gerik, riasan wajah, kostum dan 
karakter lucu tokoh Chaplin menjadi inspirasi dan acuan para pemain pantomim 
dalammelakukan penampilan pantomim.
Kekuatan utama dari gerak-gerak pantomim adalah gerakan imajinatif atau 
gerak peniruan. Seolah-olah sedang memegang benda meskipun bendanya tidak 
ada, seolah-olah ada di suatu tempat yang ramai meskipun sedang sendiri. Gerakangerakan yang menggambarkan suatu peristiwa harus diyakini benar seolah-olah 
peristiwanya nyata. Pertunjukan pantomim biasanya bersifat lucu, humoris, dan 
menghibur, serta gerakannya komikal yaitu gerakan lucu. Gerakan-gerakan yang 
ditampilkan merupakan hasil dari pengolahan gerak yang distilir atau digayakan. 
Perpaduan antara gerak-gerik tubuh yang menarik juga ekspresi wajah yang yang 
berkarakter akan membuat pantomim menjadi sajian tontonan yang bagus. Jadi, 
kalau kalian menampilkan pertunjukan pantomim harus menguasai teknik 
pengolahan tubuh dan ekspresi terlebih dahulu.
Bentuk Penampilan Pantomim   
Bentuk penampilan pantomim dapat dikelompokan sesuai dengan jumlah 
pemain yang tampil,yaitu pantomim tunggal, pantomim berpasangan,dan 
pantomim kelompok.
1. Pantomim Tunggal
Pertunjukan pantomim tunggal dimainkan oleh satu orang pemain. 
Biasanya tema dan adegan yang ditampilkan berupa permasalahan yang 
dihadapi oleh seseorang dalam berbagai kondisi, misalnya seorang yang 
sedang berada di jalanan bingung mau menyebrang jalan kemudian hujan 
dan angin datang atau orang yang sedang kebingungan kehilangan sesuatu. 
Kalian bisa mencari tema-tema yang menarik untuk dimainkan sendiri.Berikut ini adalah tutorial teknik pantomim yang bisa menjadi acuan 
ketika mempelajari pantomim dasar. 
2. Pantomim Berpasangan
Selain dimainkan sendiri, pantomim juga menarik kalau dimainkan 
oleh dua orang (berpasangan). Tema dan adegan yang bisa ditampilkan 
tentunya keunikan dari dua orang yang saling merespon gerak-gerak yang 
lucu.
3. Pantomim Kelompok 
Pantomim juga bisa dilakukan oleh lebih dari dua orang. Secara 
kelompok kalian bisa membuat adegan dengan gerak-gerak pantomim 
seperti menirukan gerakan-gerakan sekelompok binatang bebek yang 
sedang digembala petani, adegan di sebuah pasar yang sibuk dengan 
berbagai macam aktivitas juga bisa kalian cari aktifitas-aktitas yang 
menarik lainnya.
Drama Musikal dan Operete
Drama musikal atau disebut juga teater musikal adalah bentuk ekspresi seni 
yang berkolaborasi antara musik, perilaku, gerakan dan tarian yang 
menggambarkan sebuah cerita yang dikemas dengan koreografi dan dengan sistem 
musik yang apik sehingga terjadilah drama musikal atau kadang-kadang dikenal 
sebagai "musical play", faktor emosional drama hingga humor, cinta, kemarahan 
yang dikomunikasikan melalui kata-kata, musik, gerakan dan aspek teknis dari 
hiburan yang dikombinasikan secara keseluruhan. Meskipun teater musikal juga 
mencakup bentuk lain seperti teater opera, teater musikal dapat dibedakan dari 
minat yang sama dalam musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan 
elemen lain dari sebuah karya. Karya pertunjukan teater musikal mulai banyak 
dipentaskan sejak awal abad ke-20.
Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan 
lagu, dialogucapan, akting, dan tarian. Konten emosionalnya–humor, pathos, cinta, 
kemarahan–serta ceritanya dikomunikasikan melaluikata-kata, musik, gerakan, dan 
aspek teknis hiburan sebagai satu kesatuan utuh. Meski teater musikal juga 
mencakup bentuk teater lain seperti opera, hal ini dapat dibedakan dari kepentingan 
setara terhadap musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan elemen lain 
karya tersebut. Sejak awal abad ke-20, karya pertunjukan teater musikal umumnya 
hanya disebut "musikal".Faktor emosional dari drama–humor, cinta, amarah–
dikomunikasikan lewat kata-kata, musik, gerakan, dan aspek teknis dari hiburan 
yang digabungkan secara keseluruhan.
Musikal dipertunjukkan di seluruh dunia. Musikal bisa diadakan di 
panggung besar seperti produksi beranggaran besar teater West 
EnddanBroadwaydi London dan New York City, atau diteater pagar kecil, 
produksi Off-Broadway atau teater regional, tur, atau kelompok amatir di sekolah, 
serta teater dan ruang pertunjukan lain. Selain Britania dan Amerika Serikat, ada 
berbagai teater musikal di beberapa negara di Eropa, Amerika Latin, Australasia, 
dan Asia.
Meski musik telah menjadi bagian dari penampilan dramatis sejak zaman-zaman kuno, teater musikal modern muncul pada abad ke-19. Kemunculannya 
ditandai dengan karya-karya Gilbert and Sullivan di Britania dan Harrigan and 
Hart di Amerika Serikat, diikuti berbagai komedi musikal Edward dan karya pengarang Amerika Serikat seperti George M. Cohan dan pada awal abad ke-20 
misalnya musikal Princess. Theatre dan acara cerdas lain seperti Of Thee I 
Sing adalah tahap artistik yang selangkah di depan revuedan hiburan-hiburan lain 
yang mendorong munculnya gebrakan baru seperti Show Boat dan Oklahoma!. 
Sejumlah musikal terkenal dan ikonik sepanjang beberapa dasawarsa meliputi West 
Side Story, The Fantasticks, Hair, A Chorus Line, Les Misérables, The Phantom of 
the Opera, Rent, The Producers,danWicked(wikipedia). 
Operet adalah genre opera ringan, "ringan" dalam hal musik dan opera. 
Operet adalah opera tetapi penampilannya berupa seperti teater musikal atau 
dikenal dengan drama musikal.Operet lebih mengutamakan dialog daripada 
nyanyian. Operet juga dianggap kurang "serius" dibandingkan dengan opera. 
Namun, operet tetap dianggap sebagai operakarena penyanyi-penyanyioperet menyanyi dengan menggunakan suara operadibanding dengan 
suara penyanyi musik populer untuk teater musikal biasa.
Perbedaan Operet dan Drama Musikal 
- Durasi lagu pada operet lebih pendek daripada drama musikal.
- Operet mengutamakan dialog daripada musik, sedangkan drama musikal 
lebih mengutamakan musik dan seluruh dialognya dibuat seperti nyanyian.
- Musik pada operet mendeskripsikan kata yang ada pada dialog
Monolog 
Monolong salah satu genre teater yang menampilkan satu orang pemeran 
dalam pertunjukannya. Pada dasarnya, monolog merupakan pertunjukan teater yang lengkap yang biasa kita lihat menggunakan kaidah-kaidah seni peran dan 
pemanggungan yang sama. Yang membedakan adalah monolog hanya dimaikan 
oleh satu orang aktor. 
Cerita yang ditampilkan mengungkapkan kondisi hati, perasaan, dan 
pengalaman seseorang yang dikisahkan kepada penonton.
Teater Kontemporer  
Kata Kontemporer menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pada 
waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Teater 
kontemporer adalah karya teater yang menampilkan tanda-tandadan 
permasalahan kekinian atau masa sekarang. Jadi,teater kontemporermerupakan 
wujud kreativitas seniman teater untuk menemukan jati dirinya sehingga teater ini 
berfungsi sebagai presentasi estetis yang senimannya hanya ingin 
mengomunikasikan gagasannya kepada penonton.
Teater kontemporer adalah ide atau gagasan yang orisinal dan 
baru sehingga karya pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para 
penontonnya.Menurut Jakob Soemardjo (1997), teater kontemporer menampilkan 
peranan manusia bukan sebagai tipe, melainkan sebagai individu. Dalam dirinya 
terkandung potensi yang besar untuk tumbuh, tetapi saat initeater ini merupakan 
teater golongan minoritas. Ia adalah hasil pencarian yang dilakukan oleh manusia 
Indonesia terus-menerus.
Bentuk teater kontemporer Indonesia menurut tokoh Teater Saini KMadalah 
teateryang bertolak dari teater modern Barat, tetapi dalam perkembangannya 
semakin dipengaruhi dan memanfaatkan teater daerah/tradisional sebagai “sumber” 
(Saini KM.1998: 59). Penggalian estetika tradisi dalam proses kreatif teater mutakhir 
berlanjut sampai era tahun 80-an. Selain nama WS Rendra dan Suyatna Anirun yang 
menggali teater tradsional juga ada Wisran Hadi yang menggali tradisi Minangkabau. 
Selanjutnya, Arifin C. Noer menggali teater Betawi dan Cirebon untuk pementasan teater 
Kecil. Putu Wijaya bersama Teater Mandiri mengekplorasi tradisi Bali. Begitu juga dengan 
N.Riantiarno yang menggali tradisi Cirebon dan tradisi Cina dalam memutakhirkan 
penampilan Teater Koma yang dipimpinnya.
Teater kontemporer sering juga disebut teater mutakhir. Gunawan 
Moehamad mengidentifikasi beberapa ciri dari teater mutakhir, antara lain sebagai 
berikut. 
- Ambisi-ambisi lakon-lakon mutakhir umumnya ke arah puisi yang utuh. 
Naskah-naskah teater mutakhir adalah hanya merupakan kerangka suatu situasi 
dan bukan cerita tentang situasi seperti lakon-lakon sastra pada dasawarsa 
sebelumnya. Lakon yang berupa kerangka situasi itu bermula dari latihan para 
aktor untuk mempertajam kepekaan dan kreativitasnya. Dari kerangka situasi itu 
akhirnya dikembangkan menjadi sebuah lakon yang boleh jadi diramu dengan 
kerangka-kerangka situasi lain yang sesuasana.
- Di dalam lakon-lakon mutakhir terdapat unsur humor yang menonjol. Unsur 
humor ini tidak dilandasi fungsi dagang seperti halnya terdapat dalam pertunjukan lawak populer, tetapi dilandasi oleh motif komunikasi. Yang dicari 
adalah respons. Kalimat dan gerak adalah stimulus yang hanya berhasil bila 
cukup pada rapor antara penulis, para aktor, sutradara, dan publik. 
- Masuknya unsur-unsur teater rakyat tradisional etnik di Indonesia. Teater rakyat 
Indonesia pada umumnya tidak mengenal pembagian tragedi dan komedi. Teater 
mutakhir yang menimba dari teater rakyatjuga mencampuradukkan suasana 
getir, pahit, duka, dengan tawa, lelucon, dan farce. Unsur lakon rakyat yang 
tradisional ini hampir seluruhnya diramu dengan semangat teater modern. Pada 
dasarnya mereka berangkat dengan pola teater modern. Hanyaunsur-unsur teater 
modernnya diisi secara modifikasi dengan unsur teater rakyat etnik.
- Teater mutakhir banyak mengambil latar belakang kehidupan kaum 
gelandangan atau kaum underdog yang diperlakukan sebagai intelektual. Para 
gelandangan, pengemis, dan bajingan dalam lakon-lakon mutakhir adalah “para 
pengembara”.Ide yang bebas mengeluarkan pandangan para penulisnyakapan 
saja dan di mana saja sepanjang lakon.
- Sifat simbolis dari keseluruhan pentas. Dasar mimesis dalam sastra drama sudah 
jauh ditinggalkan. Teater mutakhir tidak pernah bersifat realistis. Semua 
bermakna simbolis belaka, unsur cerita yang tidak jelas di zaman dan tempat 
yang mana.
- Teater-sutradara. Dominasi yang sangat kuat dari sutradara-sutradara yang 
memiliki ciri-ciri mandiri yang dikenal umum sebagai pola-pola teater sutradara. 
 
  
 
 
Post a Comment
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi