Alat musik dalam permainan musik ansambel menurut 
fungsinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
1. Kelompok Alat Musik Ritmis
Alat musik ritmis berfungsi untuk memberikan irama. 
Contoh alat musik ritmis yaitu triangle, gendang dan, 
ketipung.
2. Kelompok Alat Musik Melodis
Alat musik melodis adalah alat musik yang berfungsi membawakan melodi suatu lagu. Oleh karena itu, alat musik ini 
memiliki nada-nada sehingga dapat mengeluarkan rangkaian 
nada. Contoh alat musik melodis yaitu rebab dan mandolin.
3. Kelompok Alat Musik HarmonisAlat musik harmonis adalah alat musik yang berfungsi sebagai 
pengiring dan dapat mengeluarkan paduan nada sekaligus. 
Contoh alat musik harmonis yaitu sampek dan sasando.
Teknik Memainkan Alat Musik
Musik Indonesia amat beragam ada musik tradisional dan ada musik modern, antara lain dangdut dan
keroncong. Masing-masing daerah juga 
memiliki alat musik dengan karakteristik
tersendiri yang tersebar dari Aceh hingga 
Papua. Berikut beberapa alat musik di 
Indonesia.
1. Angklung
Angklung adalah alat musik 
dari daerah Jawa Barat dan Banten. 
Angklung telah diakui oleh UNESCO 
sebagai warisan budaya. Awalnya 
angklung merupakan alat musik yang 
digunakan untuk bunyi-bunyian berkaitan tentang panen padi dan upacara
lain yang juga berkenaan dengan padi. Pak Daeng 
Soetisna seorang guru dari Kuningan Jawa Barat 
sejak tahun 1938 mengembangkan angklung sebagai musik di sekolah dengan membuat laras diatonik, 
(Oby A.R. Wiramiharja 2010), seperti nada pada alat musik 
modern seperti piano, gitar, dan alat musik lainnya. Kini alat 
musik angklung telah menyebar luas ke luar negeri. Alat musik 
angklung berkat jasa Pak Daeng, dibedakan menjadi angklung 
pembawa melodi dan angklung pengiring. Angklung melodi 
terdiri dari dua tabung bambu, sedangkan angklung pengiring 
terdiri atas tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang 
terdiri dari tiga tabung bambu adalah bentuk trinada misalnya C 
minor, G, dan D dim, sedangkan yang empat untuk catur nada 
misalkan G7 dan C7.
2. Seruling Bambu
Alat musik seruling bambu juga berkembang seperti
angklung. Di Sulawesi Selatan yaitu di Toraja dan di Sulawesi 
Utara seruling bambu telah dipakai sebagai musik ansambel, 
demikian juga di Nusa Tenggara Timur. Alat musik seruling 
dibedakan menjadi seruling pembawa melodi dan seruling 
pengiring. Seruling pengiring berfungsi sebagai akor dan bas. 
Akor bunyi nada seruling terdiri dari tiga seruling, misalkan untuk 
akor C mayor berarti seruling satu bunyi nadanya c, seruling dua 
bunyi nadanya e, dan seruling tiga bunyi nadanya g.

3. Sasando
Alat musik sasando berasal dari kabupaten Rotedau di Nusa
Tenggara Timur, yang sudah sukar dijumpai. Pakaian tenun Rote 
dan Tiilangga topi khas Rote yang masih bisa dijumpai.
Musik sasando sekarang sudah dimodifikasi sehingga 
dapat digunakan untuk mengiringi orang bernyanyi. Pak Jer. A. P 
yang tinggal di Kupang tepatnya di Liliba jalan ke arah Timor 
Leste, memodifikasi sasando sehingga menjadi sasando 
elektrik. Tanpa daun lontar suara alat musik ini sudah 
jelas terdengar. Alat musik sasando mempunyai 
wilayah nada dari nada G besar sampai dengan nada 
e3. Selain itu dapat digunakan dalam 2 nada dasar 
mayor yaitu nada dasar C dan nada dasar G. Sasando 
termasuk alat musik chordofone yaitu alat musik 
dengan sumber bunyi senar. Cara memainkan musik 
sasando dipetik, tangan kiri memainkan akor tangan 
kanan memainkan melodi. Urutan nada untuk tangan 
kiri dalam nada dasar C = do adalah do, so, so, fa, fi, la, 
ti, do, re, mi, fa, fi. Untuk melodinya dimainkan oleh 
tangan kanan, nadanya so, la, ti, do, re, mi, fa, so, la, 
mi, re, do, ti, la, so, fa, mi.
4. Calung
Masyarakat banyak yang menyamakan calung dengan angklung, 
karena melihat bentuknya yang hampir 
sama. Meskipun hampir sama, namun 
cara membunyikan alat musik 
tersebut sangat berbeda. Angklung 
agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan calung harus 
dengan cara memukul batang-batang 
bambu.
5. Kolintang
Alat musik kolintang merupakan 
alat musik asli daerah Minahasa, 
Sulawesi Utara. Nama kolintang 
menurut masyarakat Minahasa 
berasal dari suaranya, tong (nada 
rendah), ting (nada tinggi), dan tang 
(nada biasa). Dalam bahasa daerah 
setempat berarti, ajakan ”Mari kita 
lakukan Tong Ting Tang” atau Mangemo kumolintang. Ajakan 
tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang agar mudah 
dilafalkan oleh masyarakat.
 
Post a Comment
FB. wisnu.natural
WA. 087722452802
IG. @wisnuwirandi